BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Manusia adalah promotor utama dalam
organisasi, apabila suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang baik,
struktur organisasi yang jelas, serta emiliki teknologi yang memadai tetapi di
dalam organisasi tersebut tidak terdapat sekumpulan manusia, maka organisasi
tersebut tidak akan berarti apa-apa dalam upaya menggerakan organisasi.
Akan tetapi apabila organisasi tersebut tidak
memiliki beberapa komponen diatas tetapi hanya terdapat sekumpulan manusia, maka
organisasi tersebut masih bisa berjalan dalam tingkat efisiensi yang sangat
rendah. Akan tetapi, dengan lengkapnya komponen diatas tidak berdampak bahwa
organisasi tersebut akan berhasil
mencapai tujuan. Perlu kiranya seseorang yang bisa dijadikan seorang pimpinan
yang memiliki wewenang untuk memanfaatkan potensi yang ada pada setiap
orang-orang yang berada dalam suatu organisasi untuk dapat bekerjasama guna
membawa perubahan organisasi kearah ideal.
Begitu pentingnya peranan seorang
pemimpin di dalam organisasi, sampai-sampai sukses tidaknya suatu organisasi
sangat besar ditentukan oleh kualitas
kepemimpinan dan cara memimpin untuk mempengaruhi bawahannya sendiri.
|
Seorang pemimpin harus mengutamakan
tugas, tanggungjawab, dan mampu membina hubungan yang harmonis dengan atasannya
maupun dengan bawahannya. Disamping itu seorang pemimpin harus mampu
menjalankan fungsi-fungsi lain yaitu mampu memahami persoalan dan kebutuhan
para bawahannya secara materil maupun nonmaterial, agar seorang pemimpin dapat
meningkatkan disiplin kerja para bawahannya untuk mencapai Visi serta Misi
organisasi yang telah ditetapkan bersama.
Pemimpin yang berkualitas adalah
pemimpin yang siap menghadapi tantangan yang dihadapi oleh organisasi dimanapun
ia bekerja dan mampu memberikan kontribusi dalam bentuk melaksanakan pekerjaan
secara efektif dan efisien sebagai salah satu solusi atau pemecahan optimal
dengan hasil yang maksimal. Untuk mewujudkan harapan tersebut perlu adanya
suatu system kerja yang baik dan sehat, dipihak karyawan system kerja tersebut
didukung oleh kordinasi yang baik dan sehat serta didukung oleh kemampuan dan
keterampilan manajerial serta disiplin yang tinggi.
Faktor pengawasan sebagai salah satu
fungsi manejemen adalah suatu usaha agar setiap pelaksanaan program tidak
menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan, sehingga pimpinan dapat
memprediksikan tujuan utama serta dapat menemukan kelemahan-kelemahan maupun
kesulitan yang dihadapi berdasarkan data temuan-temuan guna menentukan tindakan
untuk memperbaiki pada saat itu maupun untuk waktu yang akan dating. Pengawasan
itu dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan,
ketidak sesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan
wewenang yang telah ditentukan.
Fungsi pengawasan baik dalam
pemerintahan mauipun dalam perusahaan swasta merupakan hal yang penting, fungsi
pengawasan merupakan salah satu factor penentu bagi kelangsungan hidup
organisasi secara keseluruhan dalam mencapai tujuan. Dengan pengawasan yang
dilaksanakan dari seorang pimpinan, maka secara baik diharapkan disiplin kerja
karyawan akan meningkat.
Disiplin kerja merupakan suatu
masalah yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena disiplin kerja
merupakan sikap mental karyawan untuk mentaati peraturan dan ketentuan yang
telah ditentukan ditetapkan perusahaan maupun kemampuan karyawan dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan sehingga dapat dilakukan dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas, terlihat
betapa pentingnya peranan kepemimpinan dan pengawasan dalam meningkatkan
disiplin kerja pegawai. Dari observasi awal penulis dapat diketahui bahwa
adanya penurunan disiplin kerja karyawan, salah satu indikasinya adalah masih
adanya pegawai yang tidak bekerja disaat jam kerja.
Hal tersebut berakibat pada
keterlambatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Hal ini di duga timbul karena Kepala Desa kurang memberikan perhatian dalam
memberikan tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaan yang diberikan kepada
pegawainya. Disamping itu rendahnya semangat para pegawai dalam menyelesaikan
tugasnya. Hal ini timbul karena kurangnya pengawasan sehingga mengakibatkan
pegawai kurang disiplin dalam menjalankan pekerjaan dan kurang mempunyai
komitmen akan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Mengingat akan pentingnya
kepemimpinan dan pengawasan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai, maka
penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalam usulan
penelitian dengan mengambil judul “
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN KEPALA DESA TERHADAP DISIPLIN KERJA
PEGAWAI DI KANTOR DESA SUKARAJA KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI’’.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
diatas, maka dapat diidentifikasikan bahwa disiplin kerja pegawai tidak
sepenuhnya dapat dipelihara dan ditegakkan tanpa adanya bimbingan dan arahan
serta pengawasan dari seorang pemimpin, terutama untuk melihat sejauh mana
tanggungjawab dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya sehingga
tugas yang diberikan kepada pegawai dapat terarah dalam pencapaian tujuan.
Pentingnya disiplin kerja di pemerintahan
Desa Sukaraja ini akan menjadi sector yang paling banyak disoroti oleh
pihak masyarakat khususnya di kantor Desa Sukaraja.
Untuk mempertegas identifikasi
masalah sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya bahwa disiplin
kerja dikantor Desa Sukaraja sampai saat ini masih belum optimal. Maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
- Masih adanya pegawai yang tidak bekerja pada saat jam kerja atau memanfaatkan waktu kerjanya diluar pekerjaannya.
- Pegawai tidak bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaan dan kurang mempunyai komitmen dalam hal penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
- Kurangnya komunikasi antara Kepala Desa dengan pegawi sehingga apa yang diinginkan dan diharapkan oleh pegawai tidak terpenuhi.
C. Batasan
Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu,
dana, tenaga, serta teori-teori dan agar penelitian dapat dilakukan secara
lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang diidentifikasikan akan diteliti,
serta mengingat banyaknya cara yang dapat berperan dalam mempengaruhi dan
meningkatkan disiplin kerja pegawai. Untuk itu penulis memberikan batasan
dimana akan dilakukan penelitian berdasarkan variable-variabel yang akan
diteliti yaitu: Kepemimpinan dan Pengawasan sebagai variabel
independen serta pengaruhnya terhadap Disiplin Pegawai sebagai variable dependen.
D. Rumusan
masalah
Berdasarkan identifikasi masalah
tersebut yang kemudian dibatasi oleh batasan masalah, selanjutnya penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Apakah Kepemimpinan berpengaruh terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja?
- Apakah Pengawasan berpengaruh terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja?
- Apakah Kepemimpinan dan Pengawasan Kepala Desa berpengaruh terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja?
E. Maksud dan
Tujuan Penelitian
1. Maksud
Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Kepemimpinan dan Pengawasan Kepala Desa terhadap Disiplin
pegawai di kantor Desa Sukaraja Kecamatan Suikaraja Kabupaten Sukabumi.
2. Tujuan
Penelitian
Adapun dari penelitian yang ingin dicapai adalah:
- Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
- Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Pengawasan terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
- Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Kepemimpinan dan Pengawasan Kepala Desa terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
F. Kegunaan
Penelitian
a)
Secara teoritis, memberikan manfaat,
menambah pengetahuan dan pengalaman serta memperluas wawasan dalam menerapkan
teori-teori jurusan Ilmu Administrasi Negara.
b)
Secara praktis, hasil
penelitian ini sangat berguna bagi:
1.)
Peneliti
Hasil penelitian ini sangat bertguna karena memberikan gambaran
mengenai pengaruh kepemimpinan dan pengawasan Kepala Desa terhadap Disiplin
pegawai dikantor Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
2.)
Kantor Desa
Digharapkan dapat berguna dan dapat menjadikan bahan
masukan dan pemikiran yang konstrutif sebagai bahan pertimbangan dalam usaha
mencari pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan terutama dalam masalah
manajeman sumber daya manusia yang sedang dihadapi.
3.)
Pembaca
Sebagai sumber informasi awal dan bahan pertimbangan
untuk melakukan penelitian selanjutnya.
G. Lokasi dan
Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu dikantor Desa
Sukaraja Kecamatan Sukaraja yang beralamat di Ciberem Jl. Goalpara Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
2. Waktu Penelitian
Sedangkan jadwal penelitian dimulai
pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012 dengan rincian kegiatan
dapat dilihat pada table 1.1 sebagai berikut:
Tabel
1.1
Rencana
Kegiatan Penelitian dan Proses Pembuatan Skripsi
No
|
Jenis Kegiatan
|
Jan
2012
|
Feb
2012
|
Mar
2012
|
Apr
2012
|
Mei
2012
|
Juni
2012
|
Juli
2012
|
1
|
Penentuan
Masalah dan Judul
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Studi
Kepustakaan
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pembuatan
Instrumen Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Seminar Usulan
Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Studi Lapangan
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Pembuatan draf
skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Sidang Skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
H. Kerangka
Pemikiran Hipotesa
1. Kerangka Pemikiran
a. Hubungan antara Kepemimpinan dengan Disiplin Pegawai
Setiap organisasi tentunya ingin
tujuan-tujuannya tercapaiu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, demikian
halnya dengan pemerintahan Desa yang ada disekeliling kita. Untuk mencapai
tujuan tersebut, membutuhkan seorang seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi
bawahannya agar dapat bekerja secara teratur dalam mencapai tujuan organisasi.
Cara atau gaya kepemimpinan seperti apakah yang dapat dilakukan oleh seorang
pemimpin agar pegawai tersebut dapat bekerja dengan tertib dan sesuai dengan
perintah.
Menurut Malayu S.P Hasibuan dalam
bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia mengemukakan bahwa “ Kepemimpinan
adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi prilaku bahwahannya, agar mau
bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.’’[1]
Sedangkan menurut Sarwoto dalam
bukunya yang berjudul Dasar-dasar
Organisasi dan manajemen memberikan pengertian Kepemimpinan sebagai “
Segala macam kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang supaya mereka dalam
mencapai tujuan yang mereka cita-citakan mau bersatu dan bekerjasama.’’[2]
Dari pemaparan diatas dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan sebuah upaya untuk mengajak serta
mendorong orang lain (bawahannya) melalui pengertianpengertian agar mengikuti
keinginannya dengan sukarela, untuk mencapai tujuan organisasi yang
dicita-citakan bersama. Dengan kepemimpinan yang baik dalam mengarahkan maupun
mendorong prilaku bawahannya diharapkan dapat menghasilkan disiplin bawahan
yang baik guna membawa perubahan organisasi kearah yang lebih baik.
b. Hubungan antara Pengawasan dengan Disiplin Pegawai
Pengawasan adalah alah satu fungsi
manajmen yang erat kaitannya dengan usaha memaksimalkan kea rah realisasi
tujuan yang telah ditetapkan dalam fungsi prencanaan. Apabila pengawasan ini
tidak dapat dilaksanakan denganm baik maka akan menimbulkan suatu masalah dalam
organisasi yaitu akan timbul suatu ketidak sesuaian, perbedaan-perbedaan antara
standart kerja yang telah ditetapkan dengan kegiatan yang sebenarnya.
Adapun pengarahan pengawasan yang
menjadi titik tolak atau landasan pemikiran mengenai masalah penelitian diatas
adalah sebagai berikut:
Pengertian pengawasan menurut Manulang
dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen mengemukakan
“ Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang telah
dilaksanakan, menilai, dan mengkoreksi bila perlu dengan maksud supaya
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula’’.[3]
Berdasarkan definisi diatas maka
dapat dikatakan bahwa tujuan dari pada pengawasan adalah bukan untuk mencari
suatu kesalahan dari pelaksanaan pekerjaan tetapi untuk mendorong karyawan agar
berdaya guna dan berhasi guna hingga diperoleh produktivitas yang tinggi.
Berdasarkan metode atau cara
pengawasan untuk mengumpulkan fakta-fakta yang dibutuhkan menurut manulang
adalah sebagai berikut:
a.
Dengan cara pengawasan langsung
yaitu: dengan jalan mengawasi secara pribadi sehingga dapat dilihat sendiri
pelaksanaan pekerjaan.
b.
Dengan cara interview atau
lisan yaitu : pengawasan melalui laporan lisan yang diberikan bawahan.
c.
Dengan cara melalui laporan
tertulis yaitu: merupakan pertanggungjawaban kepada atasan mengenai pekerjaan
yang dilaksanakannya, sesuai dengan tugas intruksi.
d.
Dengan pengawasanmelalui
laporan kepada hal-hal yang bersifat khusus yaitu: Suatu system pengawasan
dimana pengawasan itu ditujukan kepada soal-soal kekecualian.[4]
Sesuai dengan batasan diatas, maka
melalui pengawasan kerja yang dilaksanakan oleh pengawasan terhadap karyawannya
diharapkan sikap disiplin pada diri karyawan didalam melaksanakan pekerjaan
akan baik.
Adapun definisi disiplin kerja
menurut Sastrohadiwiryo dalam bukunya Dasar-dasar
Manajemen menyebutkan “ Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati,
menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak
untuk menerima sangsi-sangsinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya’’.[5]
Sedangkan menurut Malayu
S.P. Hasibuan ada beberapa factor-faktor tingkat kedisiplinan karyawan yaitu:
- Tujuan (pekerjaan) dan kemampuan
Tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus
sesuai dengan kemampuan karyawan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin
dalam melaksanakan pekerjaannya.
- Teladan Pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan
kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan tel;adan dan panutan oleh para
bawahannya. Pemimpin harus member contoh yang baik , jujur, adil, serta sesuai
kata dengan perbuatan. Dengan mempunyai pemimpin yang baik maka kedisiplinan
juga akan baik pula.
- Balas Jasa
Gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kdisiplinan karyawan
karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap
pekerjaannya.
- Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwyjudnya kedisiplinan
karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan
minta diperlakukan sama dengan manusia lain.
- Waskat
Waskat merupakan tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan karyawan. Dengan waskat secara langsung maka dapat
mengetahui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu karyawannya.
- Sangsi Hukum
Sangsi hukuman berperan penting dalam memelihara
kedisiplinan karyawan dengan sangsi hukuman yang semakin berat, karyawanakan
semakin takut mlanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan prilaku
indisipliner karyawan akan berkurang.
- Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melaksanakan tindakan akan
mempengaruhi kedisiplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas dalam
bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner, dengan demikian
pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan.
- Hubungan Kemanusiaan
Hubungan yang harmonis diantara sesame karyawan ikut
menciptakan kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Hubungan-hubungan baik
bersifat vertical maupun horizontal.[6]
Pengawasan kerja dalam kaitannya
dengan disiplin kerja menurut Manulang menyebutkan “Titik berat pengawasan
sesungguhnya berkisar pada manusia, sebab manusia itulah yang melakukan
kegiatan-kegiatan dalam badan usaha atau dalam organisasi yang bersangkutan.
Oleh sebab itu petugas-petugas dalam perusahaan, kegiatan-kegiatan atau tugas
tergambar dalam pola organisasi.
Maka suatu system pengawasan harus
tergambar dalam pola organisasi serta harus dapat memenuhi prinsip dapat
mereflektif pola organisasi. Iniberearti bahwaw dengan suatu system pengawasan
pimpinan maka indisipliner yang terjadi dapat ditujukan pada pola organisasi
bersangkutan.
Dengan kata lain pengawasan yang
dilaksanakan sercara teratur akan menghasilkan disiplin kerja yang efektif
serta merupakan motifasi dalam mencapai tujuan.
Untuk lebih memperjelas keterkaitan
antara variable, maka dapat dijelaskan melalui paradigm penelitian dengan
independen sebagai berikut:
Gambar 1.1
|
|
|||
Berdasarkan Paradigma Penelitian
tersebut diatas maka, dapat terlihat adanya keterkaitan antara variable sebagai
berikut:
1.
Variabel Kepemimpinan (X1)
Mempengaruhi Variabel Disiplin Pegawai (Y).
2.
Variabel Pengawasan (X2)
mempengaruhi Variabel Disiplin Pegawai (Y).
3.
Variabel Kepemimpinan dan
Pengawasan (X1 dan X2) secara bersama-sama mempengaruhi
Variabel Disiplin Pegawai (Y).
3. Hipotesis
Hipotesi adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalahpenelitian, dimana rumusan masalah penelitian tealh
dinyatakan dengan bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
a.
Kepemimpinan Kepala Desa
berpengaruh terhadap disiplin pegawai Desa Sukaraja.
b.
Pengawasan Kepala Desa Sukaraja
berpengaruh terhadap Disiplin Pegawai dikantor Desa Sukaraja.
c.
Kepemimpinan dan Pengawasan
Kepala Desa berpengaruh secara bersama-sama mempengaruhi terhadap Disiplin
pegawai dikantor Desa Sukaraja.
I. Methodologi
Penelitian
1.
Metodologi Penelitian
Causal Comparatif akan menjadi dasar
bagi penulis yang ditujukan untuk menemukan pola hubungan sebab akibat (kausal)
antara teori dengan fakta yang berada dilapangan.[7] Menurut
Isjimanto mengemukakan bahwa “ Riset Kausalmerupakan riset yang bertujuan untuk
membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi
dari variable-variabel yang diteliti.[8]
Dengan Metode tersebut, diharapkan
dapat mengungkapkan hubungan sebab akibat dari variable yang mempengaruhi atau
yang menyebabkan perubahan variable lain serta membuktikan masalah yang
bersifat teoritik dengan fakta yang ada dilapangan.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada dasarnya
merupakan suatu kegiatan operasional penelitian, dan pengumpulan data bukan
hanya merupakan suatu aktifitas penelitian yang sifatnya kebetulan saja, akan
tetapi dalam hal ini dilakukan suatu upaya untuk menghimpun data-data yang
relevan secara sistematis dan terencana.
Adapun teknik pengumpulan datayang
dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagaiu berikut:
a.
Stady kepustakaan, yaitu
pengumpulan data dengan cara mempelajari dan menganalisa buku-buku,
karangan-karangan ilmiah, dokumen, kertas kerja serta arsip-arsip yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti.
b.
Observasi lapangan, yaitu
mengadakan penelitian yang dilakukan secara langsung pada obyek penelitian yang
telah ditentukan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian lapangan tersebut adalah:
1.)
Melalui Observasi non
partisipan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan dan
pencatatan langsung pada obyek penelitian mengenai gejala yang sedang diteliti,
tetapi penulis tidak ikut terjun langsung dalam proses kegiatan-pekerjaan pada
obyek penelitian.
2.) Melalui Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden. Kusioner ini
diperuntukan sebagai bahan analisa data yang disertai alternative jawabannya
dengan bentuk skala likert. Sebagai mana pendapat Soedibjo mengatakan “ Skala
likert ini digunakan untuk melihat seberapa besar persetujuan responden
terhadap pertanyaan yang diajukan dari mulai sangat tidak setuju hingga yang
sangat setuju.’’[9]
3.
Operasional Variabel,
Dimensi, dan Indikator
Penelitian ini terdiri atas tiga
variable, yaitu Kepemimpinan dan pengawasan sebagai variable independen
(variable bebas) dan Disiplin Pegawai sebagai variable dependen (variable terikat).
Adapun operasionalisasi, dimensi, dan indicator dari masing-masing variable
telah dijabarkan dihalaman berikutnya.
- Variabel bebas atau variable independen (X1) ytaitu: Kepemimpinan yang pengukurannya mengacu pada pendapat Sahlan Asnawi melalui dimensi syarat-syarat Kepemimpinan dengan 6 (enam) indicator penelitian sebagai berikut:
1.)
Memiliki Kecerdasan tinggi
2.)
Dapat melihat aspek social
dengan baik,berwawasan jauh dan luas
3.)
Keseimbangan akan perasaan,
memiliki stabilitas emosi
4.)
Percaya diri sendiri
5.)
Berkemampuan untuk mempengaruhi
oranglain, mampu merngajak dan mencegah apa yang harus dilakukan dan yang harus
dihindari oleh bawahannya.
6.)
Memiliki rasa tanggungjawab
yang besar.
- Variabel bebas atau variable independen (X2) yaitu: Pengawasan yang pengukurannya mengacu kepada Robert J. Mokler dalam Amirullah dan Budiyono melalui dimensi kegunaan pengawasan dan tujuan pengawasan dengan 8 (delapan) indicator penilaian sebagai berikut:
1.)
Menetapkan standar metode untuk
mengukur prestasi.
2.)
Mengukur prestasi
3.)
Membandingkan prestasi sesuai
dengan standar
4.)
Mengambil tindakan perbaikan
5.)
Akurat
6.)
Secara ekonomi realistic
7.)
Tepat waktu
8.)
Realistik secara Organisasi
- Variabel terikat atau variable dependen (Y) yaitu: Disiplin Pegawai dengan 6 (enam) yang pengukurannya mengacu kepada pendapat Hasibuan melalui dimensi tujuan disiplin kerja dan factor pendukung disiplin kerja dengan indicator penilaian sebagai berikut:
1.)
Sesuai rencana dan jadwal
2.)
Menyelesaikan tujuan pekerjaan
3.)
Mengembangkan kemampuan
4.)
Teladan kepemimpinan
5.)
Balas jasa
6.)
Keadilan
Dengan demikian operasionalisasi
dari masing-masing variable dependen dan independen secara keseluruhan apabila
dituangkan dalam bentuk table tampak seperti table 1.2 pada halaman
selanjutnya.
Tabel 1.2
Operasional variable,
Dimensi dan Indikator
Variabel
|
Dimensi
|
Indikator
|
Kepemimpinan[10]
|
|
1) Memiliki keccerdasan yang tinggi
2) Dapat melihat aspek social dengan baik,
berwawasan jauh dan luas
3) Keseimbangan akan perasaan, memiliki
stabilitas emosi
4) Percaya diri sendiri
5) Berkemampuan untuk empengaruhi oranglain,
mampu mengajak dan mencegah apa yang harus dihindari oleh bawahannya.
6) Memiliki rasa tanggungjawab yang besar.
|
Pengawasan[11]
|
|
1) Menetapkan standard an metode untuk
mengukur prestasi
2) Mengukur prestasi
3) Membandingkan prestasi sesuai dengan
standar
4) Mengambil tindakan perbaikan
5) Akurat
6) Secara ekonomi realistik
7) Tepat waktu
8) Realistik secara organisatoris
|
Disiplin
Pegawai[12]
|
|
1) Sesuai rencana dan jadwal
2) Menyelesaikan tujuan pekerjaan
3) Mengembangkan kemampuan
4) Teladan kepemimpinan
5) Balas jasa
6) Keradilan
|
3.
Metode Analisis Data
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif. Setelah hipotesis diajukan, maka langkah berikutnya
adalah menentukan bagaimana supaya hipotesis tersebut dapat teruji secara
empirik. Untuk itulah diperlukan metodologi penelitian. Pada bagian ini akan
dijelaskan tentang pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah
penelitian.
Setelah dipastikan bahwa data yang
dihimpun telah lengkap
melalui penyebaran dan pengumpulan kembali angket, maka
dilanjutkan dengan tabulasi data sebagai bagian dari pengolahan data. Hasil
tabulasi data inilah sebagai input untuk melakukan analisis data dengan
menggunakan statistik deskriptif
dan statistic inferensial.
Adapun metode analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
4. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah pengujian berikut:
- Uji Korelasi Sederhana dan Berganda
- Uji Signifikansi Korelasi Product Moment
- Uji Koefisien Determinasi
Seluruh pengujian dilakukan dengan
menggunakan SPSS versi 18.0
1. Uji
Korelasi Product Moment Sederhana dan Ganda
Data yang dianalisis adalah data interval dan dari sub Penggunaan product moment korelasi didasarkan pada data penelitian ini
adalah data interval.
Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya
hubungan tersebut, maka dapat digunakan pedoman sebagaimana dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 1.3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval
Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 - 0,599
0,60 - 0,799
0,80 - 1,000
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
|
Sumber Sugiyono (2004: 113 )
a.
Rumus Korelasi Product
Moment Sederhana
Rumusan korelasi product moment sederhana sebagaimana pendapat
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004: 212) sebagai berikut:
Keterangan
r = Koefisien korelasi product moment sederhana antara variabel Xi
dan variabel Y
n = Jumlah sampel yang
diteliti
Xi = Jumlah skor
jawaban yang menyangkut pertanyaan variabel Xi
Y = Jumlah skor jawaban
yang menyangkut pertanyaan variabel Y
b. Rumus Korelasi Product moment Ganda
Rumusan korelasi product
moment ganda sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:218
) sebagai berikut
Keterangan
=
Korelasi ganda antara X1 dan X2 terhadap Y
= Korelasi sederhana antara X1 dengan Y
= Korelasi sederhana antara X2 dengan Y
=
Korelasi sederhana antara X1 dengan X2
r yang sama, sehingga untuk melihat pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat atau hubungan di antara keduanya, maka analisis data yang digunakan adalah rumus korelasi product moment sederhana atau ganda.
2. Uji Signifikansi Korelasi Product Moment Sederhana dan Ganda
Untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah
hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu
dilakukan uji signifkansi, baik korelasi product moment sederhana maupun
ganda.
Penentuan signifikansi korelasi didasarkan pada
perbandingan antara P-value
(nilai signifikansi dari hasil perhitungan SPSS) dengan toleransi kesalahan
yang diberlakukan pada penelitian (lazimnya 5% = 0,05). Jika P-value lebih
kecil dari = 0,05 maka dikatakan bahwa
korelasi tersebut signifikan (Stanislaus, 2006: 196).
3. Uji Koefisien
Determinasi
Analisis korelasi product moment sederhana maupun
ganda dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi. Hal ini
ditujukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi varian yang terjadi pada
suatu variabel tertentu. Rumusan koefisien determinasi sebagaimana pendapat
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:216 ) sebagai berikut
Keterangan
KD = Koefisien
determinasi/penentu r = Koefisien korelasi
Minta Daftar Pustaka dong. Makasih ya
BalasHapuspublikasi yg sangat berguna bagi mahasiswa yg butuh contoh usulan penelitian. untuk lebih bagusnya bila dilengkapi dengan daftar pustakanya.
BalasHapusminta daftar pustaka donk,? kirimkan ke email dhanypradana38@gmail.com
BalasHapus