Sabtu, 25 Agustus 2012

USULAN PEENELITIAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Penelitian
Manusia adalah promotor utama dalam organisasi, apabila suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang baik, struktur organisasi yang jelas, serta emiliki teknologi yang memadai tetapi di dalam organisasi tersebut tidak terdapat sekumpulan manusia, maka organisasi tersebut tidak akan berarti apa-apa dalam upaya menggerakan organisasi.
 Akan tetapi apabila organisasi tersebut tidak memiliki beberapa komponen diatas tetapi hanya terdapat sekumpulan manusia, maka organisasi tersebut masih bisa berjalan dalam tingkat efisiensi yang sangat rendah. Akan tetapi, dengan lengkapnya komponen diatas tidak berdampak bahwa organisasi tersebut  akan berhasil mencapai tujuan. Perlu kiranya seseorang yang bisa dijadikan seorang pimpinan yang memiliki wewenang untuk memanfaatkan potensi yang ada pada setiap orang-orang yang berada dalam suatu organisasi untuk dapat bekerjasama guna membawa perubahan organisasi kearah ideal.
Begitu pentingnya peranan seorang pemimpin di dalam organisasi, sampai-sampai sukses tidaknya suatu organisasi sangat besar ditentukan  oleh kualitas kepemimpinan dan cara memimpin untuk mempengaruhi bawahannya sendiri.
1
 
Seseorang dikatakan pemimpin apabila mempunyai bawahan, demikian pula dengan bawahan kareena adanya seorang pemimpin yang posisinya lebih tinggi dari pada bawahannya, kiranya pemimpin disini merupakan factor yang sangat penting dan factor penentu sukses atau gagalnya organisasi.
Seorang pemimpin harus mengutamakan tugas, tanggungjawab, dan mampu membina hubungan yang harmonis dengan atasannya maupun dengan bawahannya. Disamping itu seorang pemimpin harus mampu menjalankan fungsi-fungsi lain yaitu mampu memahami persoalan dan kebutuhan para bawahannya secara materil maupun nonmaterial, agar seorang pemimpin dapat meningkatkan disiplin kerja para bawahannya untuk mencapai Visi serta Misi organisasi yang telah ditetapkan bersama.
Pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang siap menghadapi tantangan yang dihadapi oleh organisasi dimanapun ia bekerja dan mampu memberikan kontribusi dalam bentuk melaksanakan pekerjaan secara efektif dan efisien sebagai salah satu solusi atau pemecahan optimal dengan hasil yang maksimal. Untuk mewujudkan harapan tersebut perlu adanya suatu system kerja yang baik dan sehat, dipihak karyawan system kerja tersebut didukung oleh kordinasi yang baik dan sehat serta didukung oleh kemampuan dan keterampilan manajerial serta disiplin yang tinggi.
Faktor pengawasan sebagai salah satu fungsi manejemen adalah suatu usaha agar setiap pelaksanaan program tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan, sehingga pimpinan dapat memprediksikan tujuan utama serta dapat menemukan kelemahan-kelemahan maupun kesulitan yang dihadapi berdasarkan data temuan-temuan guna menentukan tindakan untuk memperbaiki pada saat itu maupun untuk waktu yang akan dating. Pengawasan itu dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak sesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.
Fungsi pengawasan baik dalam pemerintahan mauipun dalam perusahaan swasta merupakan hal yang penting, fungsi pengawasan merupakan salah satu factor penentu bagi kelangsungan hidup organisasi secara keseluruhan dalam mencapai tujuan. Dengan pengawasan yang dilaksanakan dari seorang pimpinan, maka secara baik diharapkan disiplin kerja karyawan akan meningkat.
Disiplin kerja merupakan suatu masalah yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena disiplin kerja merupakan sikap mental karyawan untuk mentaati peraturan dan ketentuan yang telah ditentukan ditetapkan perusahaan maupun kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan sehingga dapat dilakukan dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas, terlihat betapa pentingnya peranan kepemimpinan dan pengawasan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai. Dari observasi awal penulis dapat diketahui bahwa adanya penurunan disiplin kerja karyawan, salah satu indikasinya adalah masih adanya pegawai yang tidak bekerja disaat jam kerja.
Hal tersebut berakibat pada keterlambatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal ini di duga timbul karena Kepala Desa kurang memberikan perhatian dalam memberikan tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaan yang diberikan kepada pegawainya. Disamping itu rendahnya semangat para pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Hal ini timbul karena kurangnya pengawasan sehingga mengakibatkan pegawai kurang disiplin dalam menjalankan pekerjaan dan kurang mempunyai komitmen akan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Mengingat akan pentingnya kepemimpinan dan pengawasan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalam usulan penelitian dengan mengambil judul “ PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN KEPALA DESA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI KANTOR DESA SUKARAJA KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI’’.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan bahwa disiplin kerja pegawai tidak sepenuhnya dapat dipelihara dan ditegakkan tanpa adanya bimbingan dan arahan serta pengawasan dari seorang pemimpin, terutama untuk melihat sejauh mana tanggungjawab dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya sehingga tugas yang diberikan kepada pegawai dapat terarah dalam pencapaian tujuan. Pentingnya disiplin kerja di pemerintahan  Desa Sukaraja ini akan menjadi sector yang paling banyak disoroti oleh pihak masyarakat khususnya di kantor Desa Sukaraja.




Untuk mempertegas identifikasi masalah sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya bahwa disiplin kerja dikantor Desa Sukaraja sampai saat ini masih belum optimal. Maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
  1. Masih adanya pegawai yang tidak bekerja pada saat jam kerja atau memanfaatkan waktu kerjanya diluar pekerjaannya.
  2. Pegawai tidak bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaan dan kurang mempunyai komitmen dalam hal penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
  3. Kurangnya komunikasi antara Kepala Desa dengan pegawi sehingga apa yang diinginkan dan diharapkan oleh pegawai tidak terpenuhi.

C. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, serta teori-teori dan agar penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang diidentifikasikan akan diteliti, serta mengingat banyaknya cara yang dapat berperan dalam mempengaruhi dan meningkatkan disiplin kerja pegawai. Untuk itu penulis memberikan batasan dimana akan dilakukan penelitian berdasarkan variable-variabel yang akan diteliti yaitu: Kepemimpinan dan Pengawasan sebagai variabel independen serta pengaruhnya terhadap Disiplin Pegawai sebagai variable dependen.


D. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut yang kemudian dibatasi oleh batasan masalah, selanjutnya penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
  1. Apakah Kepemimpinan berpengaruh terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja?
  2. Apakah Pengawasan berpengaruh terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja?
  3. Apakah Kepemimpinan dan Pengawasan Kepala Desa berpengaruh terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja?

E. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan dan Pengawasan Kepala Desa terhadap Disiplin pegawai di kantor Desa Sukaraja Kecamatan Suikaraja Kabupaten Sukabumi.

2. Tujuan Penelitian
Adapun dari penelitian yang ingin dicapai adalah:
  1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
  2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Pengawasan terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
  3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Kepemimpinan dan Pengawasan Kepala Desa terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

F. Kegunaan Penelitian
a)      Secara teoritis, memberikan manfaat, menambah pengetahuan dan pengalaman serta memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori jurusan Ilmu Administrasi Negara.
b)      Secara praktis, hasil penelitian ini sangat berguna bagi:
1.)    Peneliti
Hasil penelitian ini sangat bertguna karena memberikan gambaran mengenai pengaruh kepemimpinan dan pengawasan Kepala Desa terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
2.)    Kantor Desa
Digharapkan dapat berguna dan dapat menjadikan bahan masukan dan pemikiran yang konstrutif sebagai bahan pertimbangan dalam usaha mencari pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan terutama dalam masalah manajeman sumber daya manusia yang sedang dihadapi.

3.)    Pembaca
Sebagai sumber informasi awal dan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

G. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu dikantor Desa Sukaraja Kecamatan Sukaraja yang beralamat di Ciberem Jl. Goalpara Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
2. Waktu Penelitian
Sedangkan jadwal penelitian dimulai pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012 dengan rincian kegiatan dapat dilihat pada table 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Rencana Kegiatan Penelitian dan Proses Pembuatan Skripsi
No
Jenis Kegiatan
Jan
2012
Feb
2012
Mar
2012
Apr
2012
Mei
2012
Juni
2012
Juli
2012
1
Penentuan Masalah dan Judul







2
Studi Kepustakaan







3
Pembuatan Instrumen Penelitian







4
Seminar Usulan Penelitian







5
Studi Lapangan







6
Pembuatan draf skripsi







7
Sidang Skripsi







H. Kerangka Pemikiran Hipotesa
1.  Kerangka Pemikiran
a.    Hubungan antara Kepemimpinan dengan Disiplin Pegawai
Setiap organisasi tentunya ingin tujuan-tujuannya tercapaiu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan, demikian halnya dengan pemerintahan Desa yang ada disekeliling kita. Untuk mencapai tujuan tersebut, membutuhkan seorang seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi bawahannya agar dapat bekerja secara teratur dalam mencapai tujuan organisasi. Cara atau gaya kepemimpinan seperti apakah yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin agar pegawai tersebut dapat bekerja dengan tertib dan sesuai dengan perintah.
Menurut Malayu S.P Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia mengemukakan bahwa “ Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi prilaku bahwahannya, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.’’[1] Sedangkan menurut Sarwoto dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Organisasi dan manajemen memberikan pengertian Kepemimpinan sebagai “ Segala macam kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang supaya mereka dalam mencapai tujuan yang mereka cita-citakan mau bersatu dan bekerjasama.’’[2]
Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan sebuah upaya untuk mengajak serta mendorong orang lain (bawahannya) melalui pengertianpengertian agar mengikuti keinginannya dengan sukarela, untuk mencapai tujuan organisasi yang dicita-citakan bersama. Dengan kepemimpinan yang baik dalam mengarahkan maupun mendorong prilaku bawahannya diharapkan dapat menghasilkan disiplin bawahan yang baik guna membawa perubahan organisasi kearah yang lebih baik.
b.    Hubungan antara Pengawasan dengan Disiplin Pegawai
Pengawasan adalah alah satu fungsi manajmen yang erat kaitannya dengan usaha memaksimalkan kea rah realisasi tujuan yang telah ditetapkan dalam fungsi prencanaan. Apabila pengawasan ini tidak dapat dilaksanakan denganm baik maka akan menimbulkan suatu masalah dalam organisasi yaitu akan timbul suatu ketidak sesuaian, perbedaan-perbedaan antara standart kerja yang telah ditetapkan dengan kegiatan yang sebenarnya.
Adapun pengarahan pengawasan yang menjadi titik tolak atau landasan pemikiran mengenai masalah penelitian diatas adalah sebagai berikut:
Pengertian pengawasan menurut Manulang dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen mengemukakan “ Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang telah dilaksanakan, menilai, dan mengkoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula’’.[3]
Berdasarkan definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa tujuan dari pada pengawasan adalah bukan untuk mencari suatu kesalahan dari pelaksanaan pekerjaan tetapi untuk mendorong karyawan agar berdaya guna dan berhasi guna hingga diperoleh produktivitas yang tinggi.
Berdasarkan metode atau cara pengawasan untuk mengumpulkan fakta-fakta yang dibutuhkan menurut manulang adalah sebagai berikut:
a.       Dengan cara pengawasan langsung yaitu: dengan jalan mengawasi secara pribadi sehingga dapat dilihat sendiri pelaksanaan pekerjaan.
b.      Dengan cara interview atau lisan yaitu : pengawasan melalui laporan lisan yang diberikan bawahan.
c.       Dengan cara melalui laporan tertulis yaitu: merupakan pertanggungjawaban kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan tugas intruksi.
d.      Dengan pengawasanmelalui laporan kepada hal-hal yang bersifat khusus yaitu: Suatu system pengawasan dimana pengawasan itu ditujukan kepada soal-soal kekecualian.[4]
Sesuai dengan batasan diatas, maka melalui pengawasan kerja yang dilaksanakan oleh pengawasan terhadap karyawannya diharapkan sikap disiplin pada diri karyawan didalam melaksanakan pekerjaan akan baik.
Adapun definisi disiplin kerja menurut Sastrohadiwiryo dalam bukunya Dasar-dasar Manajemen menyebutkan “ Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sangsi-sangsinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya’’.[5]


Sedangkan menurut Malayu S.P. Hasibuan ada beberapa factor-faktor tingkat  kedisiplinan karyawan yaitu:
  1. Tujuan (pekerjaan) dan kemampuan
Tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam melaksanakan pekerjaannya.
  1. Teladan Pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan tel;adan dan panutan oleh para bawahannya. Pemimpin harus member contoh yang baik , jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan mempunyai pemimpin yang baik maka kedisiplinan juga akan baik pula.
  1. Balas Jasa
Gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kdisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya.
  1. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwyjudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lain.



  1. Waskat
Waskat merupakan tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan. Dengan waskat secara langsung maka dapat mengetahui kemampuan dan kedisiplinan setiap individu karyawannya.
  1. Sangsi Hukum
Sangsi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan dengan sangsi hukuman yang semakin berat, karyawanakan semakin takut mlanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan prilaku indisipliner karyawan akan berkurang.
  1. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melaksanakan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas dalam bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner, dengan demikian pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan.
  1. Hubungan Kemanusiaan
Hubungan yang harmonis diantara sesame karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertical maupun horizontal.[6]



Pengawasan kerja dalam kaitannya dengan disiplin kerja menurut Manulang menyebutkan “Titik berat pengawasan sesungguhnya berkisar pada manusia, sebab manusia itulah yang melakukan kegiatan-kegiatan dalam badan usaha atau dalam organisasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu petugas-petugas dalam perusahaan, kegiatan-kegiatan atau tugas tergambar dalam pola organisasi.
Maka suatu system pengawasan harus tergambar dalam pola organisasi serta harus dapat memenuhi prinsip dapat mereflektif pola organisasi. Iniberearti bahwaw dengan suatu system pengawasan pimpinan maka indisipliner yang terjadi dapat ditujukan pada pola organisasi bersangkutan.
Dengan kata lain pengawasan yang dilaksanakan sercara teratur akan menghasilkan disiplin kerja yang efektif serta merupakan motifasi dalam mencapai tujuan.
Untuk lebih memperjelas keterkaitan antara variable, maka dapat dijelaskan melalui paradigm penelitian dengan independen sebagai berikut:
Gambar 1.1
Kepemimpinan
(X1)
 
Paradigma Ganda dengan dua Variabel Independen







Disiplin Kerja
(Y)
 

 






Berdasarkan Paradigma Penelitian tersebut diatas maka, dapat terlihat adanya keterkaitan antara variable sebagai berikut:
1.      Variabel Kepemimpinan (X1) Mempengaruhi Variabel Disiplin Pegawai (Y).
2.      Variabel Pengawasan (X2) mempengaruhi Variabel Disiplin Pegawai (Y).
3.      Variabel Kepemimpinan dan Pengawasan (X1 dan X2) secara bersama-sama mempengaruhi Variabel Disiplin Pegawai (Y).
3. Hipotesis
Hipotesi adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalahpenelitian, dimana rumusan masalah penelitian tealh dinyatakan dengan bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
a.       Kepemimpinan Kepala Desa berpengaruh terhadap disiplin pegawai Desa Sukaraja.
b.      Pengawasan Kepala Desa Sukaraja berpengaruh terhadap Disiplin Pegawai dikantor Desa Sukaraja.
c.       Kepemimpinan dan Pengawasan Kepala Desa berpengaruh secara bersama-sama mempengaruhi terhadap Disiplin pegawai dikantor Desa Sukaraja.


I. Methodologi Penelitian
1.      Metodologi Penelitian
Causal Comparatif akan menjadi dasar bagi penulis yang ditujukan untuk menemukan pola hubungan sebab akibat (kausal) antara teori dengan fakta yang berada dilapangan.[7] Menurut Isjimanto mengemukakan bahwa “ Riset Kausalmerupakan riset yang bertujuan untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variable-variabel yang diteliti.[8]
Dengan Metode tersebut, diharapkan dapat mengungkapkan hubungan sebab akibat dari variable yang mempengaruhi atau yang menyebabkan perubahan variable lain serta membuktikan masalah yang bersifat teoritik dengan fakta yang ada dilapangan.

2.      Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada dasarnya merupakan suatu kegiatan operasional penelitian, dan pengumpulan data bukan hanya merupakan suatu aktifitas penelitian yang sifatnya kebetulan saja, akan tetapi dalam hal ini dilakukan suatu upaya untuk menghimpun data-data yang relevan secara sistematis dan terencana.
Adapun teknik pengumpulan datayang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagaiu berikut:
a.    Stady kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dan menganalisa buku-buku, karangan-karangan ilmiah, dokumen, kertas kerja serta arsip-arsip yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
b.    Observasi lapangan, yaitu mengadakan penelitian yang dilakukan secara langsung pada obyek penelitian yang telah ditentukan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian lapangan tersebut adalah:
1.)    Melalui Observasi non partisipan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung pada obyek penelitian mengenai gejala yang sedang diteliti, tetapi penulis tidak ikut terjun langsung dalam proses kegiatan-pekerjaan pada obyek penelitian.
2.)    Melalui Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden. Kusioner ini diperuntukan sebagai bahan analisa data yang disertai alternative jawabannya dengan bentuk skala likert. Sebagai mana pendapat Soedibjo mengatakan “ Skala likert ini digunakan untuk melihat seberapa besar persetujuan responden terhadap pertanyaan yang diajukan dari mulai sangat tidak setuju hingga yang sangat setuju.’’[9]




3.      Operasional Variabel, Dimensi, dan Indikator
Penelitian ini terdiri atas tiga variable, yaitu Kepemimpinan dan pengawasan sebagai variable independen (variable bebas) dan Disiplin Pegawai sebagai variable dependen (variable terikat). Adapun operasionalisasi, dimensi, dan indicator dari masing-masing variable telah dijabarkan dihalaman berikutnya.
  1. Variabel bebas atau variable independen (X1) ytaitu: Kepemimpinan yang pengukurannya mengacu pada pendapat Sahlan Asnawi melalui dimensi syarat-syarat Kepemimpinan dengan 6 (enam) indicator penelitian sebagai berikut:
1.)    Memiliki Kecerdasan tinggi
2.)    Dapat melihat aspek social dengan baik,berwawasan jauh dan luas
3.)    Keseimbangan akan perasaan, memiliki stabilitas emosi
4.)    Percaya diri sendiri
5.)    Berkemampuan untuk mempengaruhi oranglain, mampu merngajak dan mencegah apa yang harus dilakukan dan yang harus dihindari oleh bawahannya.
6.)    Memiliki rasa tanggungjawab yang besar.
  1. Variabel bebas atau variable independen (X2) yaitu: Pengawasan yang pengukurannya mengacu kepada Robert J. Mokler dalam  Amirullah dan Budiyono  melalui dimensi kegunaan pengawasan dan tujuan pengawasan dengan 8 (delapan) indicator penilaian sebagai berikut:
1.)    Menetapkan standar metode untuk mengukur prestasi.
2.)    Mengukur prestasi
3.)    Membandingkan prestasi sesuai dengan standar
4.)    Mengambil tindakan perbaikan
5.)    Akurat
6.)    Secara ekonomi realistic
7.)    Tepat waktu
8.)    Realistik secara Organisasi
  1. Variabel terikat atau variable dependen (Y) yaitu: Disiplin Pegawai dengan 6 (enam) yang pengukurannya mengacu kepada pendapat Hasibuan melalui dimensi tujuan disiplin kerja dan factor pendukung disiplin kerja dengan indicator penilaian sebagai berikut:
1.)    Sesuai rencana dan jadwal
2.)    Menyelesaikan tujuan pekerjaan
3.)    Mengembangkan kemampuan
4.)    Teladan kepemimpinan
5.)    Balas jasa
6.)    Keadilan
Dengan demikian operasionalisasi dari masing-masing variable dependen dan independen secara keseluruhan apabila dituangkan dalam bentuk table tampak seperti table 1.2 pada halaman selanjutnya.




Tabel 1.2
Operasional variable, Dimensi dan Indikator

Variabel
Dimensi
Indikator
Kepemimpinan[10]
  1. Syarat-syarat Kepemimpinan
1)       Memiliki keccerdasan yang tinggi
2)       Dapat melihat aspek social dengan baik, berwawasan jauh dan luas
3)       Keseimbangan akan perasaan, memiliki stabilitas emosi
4)       Percaya diri sendiri
5)       Berkemampuan untuk empengaruhi oranglain, mampu mengajak dan mencegah apa yang harus dihindari oleh bawahannya.
6)       Memiliki rasa tanggungjawab yang besar.
Pengawasan[11]
  1. Kegunaan pengawasan








  1. Tujuan pengawasan

1)       Menetapkan standard an metode untuk mengukur prestasi
2)       Mengukur prestasi
3)       Membandingkan prestasi sesuai dengan standar
4)       Mengambil tindakan perbaikan
5)       Akurat
6)       Secara ekonomi realistik
7)       Tepat waktu
8)       Realistik secara organisatoris
Disiplin Pegawai[12]
  1. Tuijuan disiplin kerja





  1. Faktor pendukung disiplin kerja
1)       Sesuai rencana dan jadwal
2)       Menyelesaikan tujuan pekerjaan
3)       Mengembangkan kemampuan
4)       Teladan kepemimpinan
5)       Balas jasa
6)       Keradilan
3.   Metode Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Setelah hipotesis diajukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan bagaimana supaya hipotesis tersebut dapat teruji secara empirik. Untuk itulah diperlukan metodologi penelitian. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.
Setelah dipastikan bahwa data yang dihimpun telah lengkap melalui penyebaran dan pengumpulan kembali angket, maka dilanjutkan dengan tabulasi data sebagai bagian dari pengolahan data. Hasil tabulasi data inilah sebagai input untuk melakukan analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistic inferensial.
Adapun metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

4.      Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah pengujian berikut:
  1. Uji Korelasi Sederhana dan Berganda
  2. Uji Signifikansi Korelasi Product Moment
  3. Uji Koefisien Determinasi
Seluruh pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 18.0

1. Uji Korelasi Product Moment Sederhana dan Ganda
Data yang dianalisis adalah data interval dan dari sub Penggunaan product moment korelasi didasarkan pada data penelitian ini adalah data interval.
Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan tersebut, maka dapat digunakan pedoman sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 - 0,599
0,60 - 0,799
0,80 - 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
  Sumber Sugiyono (2004: 113 )
a.      Rumus Korelasi Product Moment Sederhana
Rumusan korelasi product moment sederhana sebagaimana pen­dapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004: 212) sebagai berikut:




Keterangan
r        =   Koefisien korelasi product moment sederhana antara variabel Xi dan variabel Y
n       =    Jumlah sampel yang diteliti
Xi       =    Jumlah skor jawaban yang menyangkut pertanyaan variabel Xi
Y      =    Jumlah skor jawaban yang menyangkut pertanyaan variabel Y
b. Rumus Korelasi Product moment Ganda
Rumusan korelasi product moment ganda sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:218 ) sebagai berikut
Keterangan
             = Korelasi ganda antara X1 dan X2 terhadap Y
                 = Korelasi sederhana antara X1 dengan Y
                 = Korelasi sederhana antara X2 dengan Y
             = Korelasi sederhana antara X1 dengan X2
r yang sama, sehingga untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat atau hubungan di antara keduanya, maka analisis data yang digunakan adalah rumus korelasi product moment sederhana atau ganda.




2. Uji Signifikansi Korelasi Product Moment Sederhana dan Ganda
Untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu dilakukan uji signifkansi, baik korelasi product moment sederhana maupun ganda.
Penentuan signifikansi korelasi didasarkan pada perbandingan antara          P-value (nilai signifikansi dari hasil perhitungan SPSS) dengan toleransi kesalahan yang diberlakukan pada penelitian (lazimnya 5% = 0,05). Jika P-value lebih kecil dari  = 0,05 maka dikatakan bahwa korelasi tersebut signifikan (Stanislaus, 2006: 196).

3. Uji Koefisien Determinasi
Analisis korelasi product moment sederhana maupun ganda dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi. Hal ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi varian yang terjadi pada suatu variabel tertentu. Rumusan koefisien determinasi sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004:216 ) sebagai berikut
 
Keterangan
KD      = Koefisien determinasi/penentu      r = Koefisien korelasi


3 komentar:

  1. Minta Daftar Pustaka dong. Makasih ya

    BalasHapus
  2. publikasi yg sangat berguna bagi mahasiswa yg butuh contoh usulan penelitian. untuk lebih bagusnya bila dilengkapi dengan daftar pustakanya.

    BalasHapus
  3. minta daftar pustaka donk,? kirimkan ke email dhanypradana38@gmail.com

    BalasHapus